Jogja – Untuk masyarakat jogja menikmatai secangkir kopi kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban dalam satu dekade terakhir. Alhasil coffee shop atau kafe di daerah jogja selalu menjadi tempat favorit mereka.
Bukan hanya sebagai tempat bersantai dan berkumpul bersama sahabat, kehadiran coffee shop atau kafe juga menjadi titik temu bagi kolega kerja sekaligus rapat bisnis. Apalagi hal ini semakin menyenangkan dengan tersedianya koneksi wifi.
Meski sajian yang ditawarkan berbeda antar coffee shop atau kafe, kopi tetap menjadi minuman favorit yang paling banyak dipesan. Hal ini terlihat dari data pertumbuhan peminum kopi di Indonesia yang meningkat 8% lebih tinggi dari pertumbuhan kopi secara global yang hanya 6%.
Senada dengan data tersebut, temuan Euromonitor juga mendapati kedai kopi di Tanah Air bertumbuh cepat sejak lima tahun terakhir. Saat ini, sekira 1.083 kedai kopi berada di Indonesia – dan sebagian besar berlokasi kota-kota besar.
“Sejak tahun 2014 tren konsumsi kopi memang meningkat, terutama di kota-kota besar, Di tahun 2014 pula beberapa media di Inggris melaporkan bahwa terjadi penurunan secara global untuk minuman mengandung alkohol. Hal ini menyebabkan kopi menjadi tren minuman favorit baru,” ungkap Kevindra Soemantri, seorang pemerhati kuliner dan gaya hidup, di kawasan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2017).
Tak ayal bila kini sejumlah coffee shop atau kafe semakin ramai seiring bertambahnya jumlah anak muda. Apalagi tren konsumsi kopi juga menjadi bagian dari mencintai produk lokal Indonesia, yakni biji kopi.
Belum lagi kehadiran buku dan film bernuansa kopi yang memengaruhi gaya hidup dan bagaimana masyarakat menikmati makanan dan minuman. Dituturkan Kevin, sapaan akrabnya, meski banyak produk lokal khas Indonesia, ada alasan tersendiri kopi menjadi tren minuman favorit masyarakat urban.
“Teh juga produk lokal, lalu kenapa kopi? Orang Indonesia banyak minum kopi karena tren yang dibangun dari suatu yang berkesinambungan. Tren ngopi jadi booming sejak muncul novel dan film ‘Filosofi Kopi’. Sebelumnya rerata hanya kalangan masyarakat B plus yang mengonsumsi, begitu novel itu muncul konsumen kopi langsung banyak sampai ke kalangan atas dan bawah sehingga membuat tren ini jadi massive,” papar Kevin.
“Orang Indonesia banyak minum kopi dibandingkan teh karena memang dari dulu kita sudah mengenal budaya ngopi. Ada kopi toraja, kopi medan, kopi aceh, jadi ini sebenarnya hanya ‘dimelekkin’ saja,” lanjutnya.
Bila dibandingkan dengan tren makanan dan minuman lainnya, Kevin meyakini bahwa tren konsumsi kopi akan bertahan cukup lama. Bahkan, bukan tak mungkin dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.”Tren konsumsi kopi akan bertahan lama karena berakar pada budaya.
Yogyakarta - Masyarakat yogyakarta menggemari kopi sebagai minuman. Uniknya menikmati kopi di yogyakarta selalu dengan…
Kopi Tubruk Adalah? Yogyakarta - Kopi tubruk adalah sajian kopi khas Indonesia. Air panas dituang…
Yogyakarta - BERAGAM cafe hits Jogja yang bisa dikunjungi saat menghabiskan liburan. Pasalnya, Jogja bukan hanya terkenal…
Yogyakarta - Kopi sudah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Bahkan muncul istilah “tiada hari…
Kembali ke Yogyakarta, kembali pula pada ingatan-ingatan tentang perasaan apa saja yang telah sempat tercipta…
TEMPO.CO, Yogyakarta - Bagi coffee addict tentunya tidak asing dengan kopi robusta dan arabika. Tumbuhan ini menjadi famili dari tumbuhan…