5 Sentra Industri Oleh-oleh di Jogja, Cocok Untuk Wisata

Sentra Industri – Berwisata di Jogja rasanya kurang lengkap kalau belum belanja oleh-oleh. Beberapa pusat oleh-oleh khas Jogja memang kerap menjadi pilihan, tapi cobalah berbelanja langsung di sentra industrinya. Tak hanya bisa mendapatkan oleh-oleh dengan harga miring, wisatawan juga bisa sekalian melihat proses pembuatannya. Tentunya hal ini bisa menjadi pengalaman baru ketika wisatawan hendak menghabiskan waktu di Jogja. Sobat PKG YIA pastinya penasaran kan? Yukk kita simak ulasan di bawah ini!

Daftar Sentra Industri Oleh-oleh

  1. Kawasan Kampung Pathuk

(Liputan6.com)

Kawasan Kampung Pathuk, yang terletak di Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Daerah Istimewa Yogyakarta, memang dikenal sebagai pusat industri bakpia. Karena itulah tidak mengherankan jika di daerah Kampung Pathuk, khususnya di Jalan KS Tubun, Anda akan menemukan banyak toko atau gerai yang menjual bakpia. Menurut informasi dari Tribunnews.com, produksi bakpia di Kampung Pathuk terdistribusi di berbagai RW, seperti RW 004, 005, 007, dan RW 008. Lokasi pembuatan bakpia bisa diidentifikasi berdasarkan angka yang tertera pada kotak kemasan, seperti 8, 21, 25, 51, 54, 75, dan 51. Angka-angka tersebut merujuk pada nomor rumah dari para produsen bakpia. Selain bisa melihat proses produksi bakpia secara langsung, para wisatawan juga berkesempatan untuk membeli bakpia yang masih segar dan baru saja keluar dari oven.

  1. Gudeg Wijilan

Gudeg yang merupakan makanan khas dari Yogyakarta memang selalu menjadi incaran wisatawan, terlebih dengan Gudeg Wijilan yang memiliki ciri khas yaitu gudeg kering dengan rasa manis. Kawasan Wijilan yang berada tak jauh dari Beteng Keraton dikenal wisatawan sebagai surganya gudeg. Lokasi tepatnya yaitu di di sebelah Selatan Plengkung Tarunasura atau yang lebih dikenal dengan sebutan Plengkung Wijilan dan di sebelah Timur dari Alun Alun Utara Dilansir dari laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Awalnya tempat ini hanya dihuni oleh satu penjual gudeg, yaitu Gudeg Ibu Slamet yang merintis warung gudeg pada tahun 1942. Beberapa tahun kemudian, disusul dengan adanya dua warung gudeg, yakni Warung Gudeg Campur Sari dan Warung Gudeg Ibu Djuwariah yang kemudian dikenal dengan Gudeg Yu Djum. Sayangnya, sekitar tahun 1980-an Warung Gudeg Campur Sari tutup. Namun kemudian muncul Warung Gudeg Bu Lies pada kisaran tahun 1990-an.

  1. Gerabah Kasongan

Bagi wisatawan yang gemar berbelanja dekorasi dan pernak-pernik rumah terutama dari tanah liat, tidak ada salahnya mampir ke desa wisata Kasongan. Sentra Gerabah Kasongan berada di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Hasil kerajinan asli Kasongan kebanyakan berupa guci, pot, vas bunga, patung, air mancur, wuwung, dan berbagai produk keramik lainnya. Toko-toko yang berjajar rapi di kanan-kiri jalan, beberapa dipadukan dengan workshop para pengrajin, dimana wisatawan dapat melihat atau bahkan ikut langsung membuat keramik. Sebagai sentra kerajinan gerabah, para pengrajin di Kasongan dapat menghasilkan ratusan bahkan ribuan keramik dengan berbagai jenis, bentuk dan ukuran. Tak hanya berburu gerabah, berbagai barang pelengkap dekorasi rumah lainnya seperti dari rotan, kayu, bunga kering, dan lain sebagainya juga dapat ditemukan di sini.

  1. Kerajinan Kulit Manding

Bagi para pecinta koleksi produk berbahan kulit, sentra industri ini akan menjadi destinasi yang menyenangkan untuk dikunjungi. Desa wisata Manding telah lama dikenal sebagai pusat kerajinan kulit di Yogyakarta. Di sini, Anda dapat menemukan beragam produk kerajinan kulit mulai dari gantungan kunci, ikat pinggang, jaket, tas, hingga sepatu. Yang menarik, para pengrajin di Manding menggunakan teknik khas yang dikenal sebagai “tatah timbul” dalam pembuatan berbagai kerajinan kulit. Seperti yang dilansir oleh Tribunnews.com, tatah timbul adalah metode pengolahan kerajinan yang menggunakan kulit sebagai media utama, menciptakan efek timbul pada permukaan hasil kerajinan. Hal ini tentu saja memberikan ciri khas yang unik pada oleh-oleh berbahan kulit khas Manding di Yogyakarta, membedakannya dari produk kerajinan kulit di tempat lain.

  1. Kerajinan Perak Kotagede

Kawasan Kotagede tidak hanya dikenal karena sejarahnya, namun juga karena industri perak yang menarik minat wisatawan. Sejak zaman Belanda, Kotagede masih menjadi sentra kerajinan perak populer. Berawal dari mengerjakan pesanan Keraton, kini para pengrajin juga sigap mengerjakan berbagai jenis kerajinan untuk memenuhi permintaan masyarakat. Selain perhiasan perak, pengrajin jua mengolah perak menjadi berbagai bentuk seperti cinderamata, patung, hingga hiasan rumah. Tak jarang, para pengrajin mendapatkan pesanan khusus dengan model yang sengaja dipilih oleh pembeli dari dalam maupun luar kota.

sibakul

Sibakul Jogja

Recent Posts

Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW: Refleksi Keimanan dan Penguatan Nilai-Nilai Kebaikan

Keluarga Besar Dinas Koperasi UKM DIY dengan penuh suka cita mengucapkan Selamat Memperingati Maulid Nabi…

2 months ago

Menjelajahi Kerajinan Tas Khas Yogyakarta: Pilihan Oleh-Oleh Berkualitas dan Berkelas

Yogyakarta, kota budaya yang terkenal dengan kerajinan tangan berkualitas, tak hanya memikat wisatawan dengan keindahan…

2 months ago

Fashion Show Kain Tradisional di Galeri PKGYIA: Upaya Mengangkat Produk UKM DIY ke Kancah Nasional

Kain tradisional Indonesia merupakan warisan budaya yang sarat dengan nilai sejarah dan filosofi. Di tengah…

2 months ago

Galeri Pasar Kotagede: Pusat Oleh-Oleh Khas Yogyakarta yang Tak Boleh Dilewatkan

Yogyakarta selalu memikat hati para wisatawan dengan kekayaan budaya, keindahan alam, dan keramahan penduduknya. Setelah…

2 months ago

Wellflair, Tas Lucu Pilihan Sempurna untuk Gaya Sehari-hari yang Fungsional

Di tengah perkembangan industri fashion yang semakin pesat, tas tidak lagi sekadar menjadi aksesori untuk…

2 months ago

Taplak Meja Lurik dari Sritilurik: Oleh-Oleh Khas yang Elegan dan Bermakna

Jogja selalu memikat hati para wisatawan dengan pesona budaya dan seni tradisionalnya. Salah satu oleh-oleh…

2 months ago