Candi Borobudur – Jika kamu mendengar kata “Jogja”, apa sihh yang terlintas di pikiranmu ?? Pastinya yang terlintas dipikiran sobat adalah kota yang sarat akan keistimewaannya dengan berbagai macam tempat wisata yang menarik bukan ?? Tentu saja, Yogyakarta atau sering disebut Jogja merupakan daerah istimewa dan destinasi wisata terfavorit di Indonesia setelah Bali tentunya menawarkan berbagai macam pesona keindahan dan keunikan-keunikan didalamnya yang membuat nyaman pengunjungnya dan takkan bisa melupakannya.
Berbagai jenis wisata banyak ditawarkan di Jogja mulai dari wisata budaya, sejarah, alam sampai wisata minat khusus. Karna Jogja dikenal sebagai tempat wisata favorit, tentunya Jogja menawarkan berbagai macam objek wisata unggulan yang wajib kamu kunjungi ketika menyambangi kota pelajar ini. Salah satu objek wisata itu adalah Candi Borobudur.
Candi Borobudur ini sebenarnya tidak terletak tepat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, melainkan di Magelang Jawa Tengah atau sekitar 40 KM dari pusat kota Jogja. Namun candi Budha terbesar di dunia ini adalah salah satu tempat wisata yang wajib kamu kunjungi kalau kamu berlibur ke Jogja.
Berbentuk persegi dengan 9 platform dan satu candi utama di puncaknya, menjadikan bentuk Borobudur ini benar-benar indah baik dilihat dari sekitarnya maupun dari ketinggian. Dindingnya berukir, dan bukan hanya sekedar ukiran. Namun ukiran tersebut menceritakan terkait kondisi masyarakat di masa itu hingga cerita-cerita Budha.
Candi Borobudur ini terkenal hingga ke berbagai belahan dunia, candi ini merupakan candi Budha terbesar di dunia.
Sekilas Sejarah Candi Borobudur
Candi Borobudur ini dibangun pada masa Dinasti Sailendra antara TAHUN 780-840 Masehi yang merupakan peninggalan Budha terbesar di dunia . Dinasti Sailendra merupakan dinasti yang berkuasa pada masa itu. Peninggalan ini dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah. Tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha. Peninggalan ini ditemukan oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 dibawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles. Area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835.
Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Jika dilihat dari luar hingga ke dalam terbagi menjadi dua bagian yaitu alam dunia yang terbagi menjadi tiga zona di bagian luar, dan alam Nirwana di bagian pusat (dikutip dari https://borobudurpark.com/).
Jika kamu baru sampai di Jogja dengan mendarat di bandara YIA dan ingin mengunjungi Candi Borobudur, kamu bisa memilih naik Bus DAMRI jurusan bandara ke Candi Borobudur langsung. Kamu bisa langsung menemukannya ketika keluar bandara. Tetapi kalau kamu belum keluar dari bandara, jangan lupa mampir dulu ke Galeri Pasar Kotagede YIA !!!
Sekilas Galeri Pasar Kotagede YIA
Buat sobat yang sedang berada di ruang tunggu penumpang di dalam Bandara YIA maka sobat akan menjumpai sebuah tulisan besar Pasar Kotagede. Didalamnya terdapat Galeri UKM DIY dan Angkringan Malioboro yang menyuguhkan aneka macam produk dari UKM DIY. Konsep eksterior dan interiornya bernuansa khas Jogja, perpaduan antara Benteng Kraton dan suasana Malioboro dan Kraton.
Ketika masuk ke dalam Pasar Kotagede kita disambut oleh among tamu dengan pakaian jawa yang sangat apik, keramah tamahan dan senyumnya akan sulit di lupakan, ditambah alunan gamelan dan angkringan, bisa membuat kita ingin berlama-lama disana. Di galeri tersebut juga menghadirkan ribuan produk UMKM yang ditata layaknya etalase mall modern, aneka produk ditata secara apik dan menarik sehingga sulit untuk tidak membeli dalam jumlah banyak.
Pasar Kotagede di Bandara YIA ini tidak hanya menjadi tempat bertemunya para konsumen, tetapi juga ada konsep untuk pelestarian budaya. Konsepnya selain Galeri yang menampilkan produk kebudayaan, seperti Gamelan, Wayang dan alunan musik Jawa, juga dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam bentuk pelayanan kepada pembeli, penataan eksterior dan interior, serta pengenalan budaya melalui literasi digital yang di tampilkan di media display, dan media cetak yang disediakan.
Untuk konsep penataan produk Galeri Pasar Kotagede pengelompokannya dijajar sesuai jenisnya, bukan asal daerahnya. Ketika berkeliling di galeri dengan luas sekitar 1.200 meter persegi ini akan dijumpai barang-barang yang dijual antara lain aneka minuman tradisional, makanan oleh-oleh, boneka, kacamata dengan bingkai kayu, stick drum, aneka pernak-pernik, hingga kaos dan pakaian batik.