Gamplong Studio Alam – Yogyakarta atau sering disebut Jogja merupakan daerah istimewa dan destinasi wisata terfavorit di Indonesia setelah Bali tentunya menawarkan berbagai macam pesona keindahan dan keunikan-keunikan didalamnya yang membuat nyaman pengunjungnya dan takkan bisa melupakannya.
Salah satu keunikan yang ditawarkan oleh Jogja ini adalah desa wisatanya yang memiliki berbagai macam pesona dan ciri khasnya masing-masing. Selain pantai dan tempat wisata populer yang biasa menjadi destinasi wisatawan, ada juga museum yang bisa sobat PKG YIA kunjungi di Jogja yaitu mengunjungi Gamplong Studio Alam.
Berada di Kabupaten Sleman, Gamplong Studio Alam ini sering dijuluki mini Hollywood yang banyak menawarkan berbagai desain bangunan unik. Sangat cocok bagi wisatawan yang menyukai fotografi dan berburu foto yang instagramable.
Gamplong Studio Alam ini mempunyai beberapa fakta menarik gaess !!! berikut penjelasannya :
Bukan tanpa alasan tempat ini disebut sebagai mini hollywood. Hal itu tak lepas dari pemanfaatan Gamplong Studio sebagai lokasi syuting film. Sultan Agung The Untold Love Story, merupakan film yang mengambil gambar di sini. Film tersebut merupakan film terbaru karya sutradara kenamaan Hanung Bramantyo. Sultan Agung The Untold Story mengambil setting sekitar abad 16 dan 17.
Semula tempat ini merupakan lahan desa, yang kemudian dirubah menjadi Indonesia abad 16an. Sekitar akhir abad ke-16, Indonesia berada pada kekuasaan Belanda. Sehingga di Gamplong Studio terdapat benteng belanda, bangunan cina, joglo, hingga nuansa betawi. Tentu akan sangat unik bisa berfoto dengan nuansa tempo dulu seperti itu.
Gamplong Studio Alam ini dibangun atas prakarsa Mooryati Soedibyo, pengusaha sukses pendiri Mustika Ratu. Wanita berusia 91 tahun ini awalnya ingin menyumbangkan sebuah film untuk bangsa. Beliau ingin film tersebut bisa memberikan pelajaran tentang pengembangan karakter dan kepemimpinan. Atas dasar tujuan tersebut, dipilihlah tokoh Sultan Agung sebagai inspirasinya. Setelah mencari lokasi yang sesuai untuk syuting, dipilihlah Gamplong Studio ini. Setelah syuting selesai, pihak Mooryati Soedibyo menghibahkan studio ini kepada pemerintah daerah setempat.
Gamplong Studio Alam ini memiliki area yang sangat bagus dan cukup luas. Selain itu properti dan setnya dibuat sedetail mungkin. Tak heran jika tempat ini juga pas digunakan sebagai wisata edukasi perfilman. Wisata yang memberi pendidikan kepada khalayak, bagaimana proses pembuatan film. Proses kreatif seperti apa yang dibutuhkan untuk menyuguhkan sebuah tontonan berkualitas. Bagi orang yang berkecimpung di bidang ini, tentu akan menjadi referensi yang valid.
Bagi orang yang tidak membidangi film, tetap bisa mendapatkan sebuah edukasi. Bahwa sebuah film dibuat tak hanya sehari atau dua hari. Tiap adegan memiliki tingkat kesulitan tersendiri, entah dari properti ataupun aktingnya. Pengetahuan seperti ini akan mewujudkan dukungan yang tinggi kepada insan perfilman. Salah satu wujud dukungan tersebut adalah dengan menonton film di bioskop. Sehingga insan perfilman tetap bisa berkreasi mewujudkan film-film berkualitas.
Karena untuk syuting, benteng yang di sini bukanlah benteng asli dari zaman belanda. Benteng di sini merupakan salah satu setting yang digunakan untuk syuting film. Meski hanya untuk keperluan syuting, namun detailnya cukup mengagumkan. Benteng ini memiliki pintu besar yang sangat khas dan gagah. Di depan benteng ini juga terdapat sungai yang menjadi pembatas khas zaman dulu. Berfoto di depan pintu benteng ataupun jembatan, tentu akan menjadi foto anti mainstream.
Sebagai film yang kental nuansa zaman dulunya, di sini juga terdapat pendopo joglo. Pendopo merupakan tempat untuk berkumpul, berdiskusi atau musyawarah. Bangunannya berbentuk rumah joglo, namun tanpa penutup di tiap sisinya. Pendopo joglo ini begitu luas dan besar. Untuk menambah suasana zaman dulu, di halamannya terdapat beberapa meriam sebagai senjata. Selain itu, pendopo ini juga dikelilingi pagar yang tinggi dengan gapura yang besar.
Untuk memperkaya aktivitas pada zaman dulu, di sini juga terdapat set pasar tradisional. Pasar ini menjual aneka buah dan sayur. Di pasar juga terdapat warung makan zaman dulu yang terbuat dari papan kayu. Semua properti di atas diperhatikan betul detailnya, sehingga sangat mendukung latar zaman dulu. Tak ketinggalan, ada 2 benda lagi di pasar ini yang mewakili abad 16. Benda tersebut adalah payung kertas dan keranjang besar.
Ketika berada di Yogyakarta, oleh-oleh adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan. Terlebih lagi, dengan…
Pada tanggal 3 November 2024, Galeri Pasar Kotagede di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) menyelenggarakan acara…
Selamat datang di bulan penuh penawaran menarik di Galeri Pasar Kotagede Bandara Yogyakarta International Airport…
Pada tanggal 15 Oktober 2024, Kabupaten Kulon Progo merayakan hari jadinya yang ke-73 dengan penuh…
Pasar Kotagede YIA, yang berlokasi strategis di depan gate 2 bandara, kini tidak hanya menjadi…
Galeri Pasar Kotagede di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) menjadi tempat tujuan utama bagi wisatawan…