Kerajinan Perak Kotagede – Jika kamu mendengar kata “Jogja”, apa sihh yang terlintas di pikiranmu ?? Pastinya yang terlintas dipikiran sobat adalah kota yang sarat akan keistimewaannya dengan berbagai macam tempat wisata yang menarik bukan ?? Tentu saja, Yogyakarta atau sering disebut Jogja merupakan daerah istimewa dan destinasi wisata terfavorit di Indonesia setelah Bali tentunya menawarkan berbagai macam pesona keindahan dan keunikan-keunikan didalamnya yang membuat nyaman pengunjungnya dan takkan bisa melupakannya.
Tidak hanya kaya akan destinasi wisata dan berbagai kuliner yang sedap, Jogja juga menghasilkan berbagai macam produk kriya yang tidak kalah populer. Salah satu produk kriya asli Jogja yang populer dan masih menjadi incaran banyak wisatawan adalah kerajinan perak khas Kotagede. Berada di jantung Kota Jogja, kerajinan perak Kotagede sudah ada sejak zaman Belanda. Awalnya kerajinan perak hanya dikhususkan untuk pesanan Keraton. Namun seiring berjalannya waktu, istri gubernur Belanda kala itu, Mary Agnes, mengembangkan industri kerajinan perak di Kotagede.
Sering dijuluki “Jewellery of Jogja”, Kotagede masih menjadi sentra kerajinan perak populer di Indonesia, dan selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Berjejernya berbagai macam toko kerajinan perak menjadi salah satu bukti banyak warga Kotagede yang menggantungkan hidupnya dari subsektor kriya satu ini.
Berdasarkan sejarahnya, kerajinan perak sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam berdiri pada abad ke-16. Pada waktu itu, abdi dalem kriya diperintahkan Panembahan Senopati untuk membuat perhiasan untuk kebutuhan kraton. Tradisi pembuatan kerajinan perak itu terus berlanjut hingga masa pemerintahan Sultan HB VIII. Seiring waktu, kerajinan perak di Kotagede mulai dikenal dunia.
Dilansir dari kanal YouTube BPNP DIY, industri perak Kotagede mulai berkembang dan dikenal pasaran dunia ketika para pengrajin perak di sana mulai berinteraksi dengan para pedagang dari bangsa Belanda. Waktu itu, para pedagang dari negeri kincir aingin itu memesan kebutuhan rumah tangga untuk orang-orang Eropa dengan bahan perak seperti sendok, garpu, sendok nasi, panci, piring, dan cangkir.
Dalam periode selanjutnya, kerajinan perak di Kotagede mengalami masa keemasan, tepatnya antara tahun 1930-1940-an. Waktu itu muncul perusahaan-perusahaan baru pengrajin perak. Berbagai motif baru ukiran perak kemudian diciptakan. Bahkan kualitas hasil kerajinan perak ditingkatkan.
Seiring berkembangnya perusahaan-perusahaan perak tersebut, mereka kemudian berhasil mengembangkan kerja sama dengan pihak luar negeri. Secara umum, kerajinan perak terbagi atas beberapa jenis seperti kalung, gelang, cincin dan anting, miniatur, dekorasi atau hiasan dinding, serta aneka kerajinan lainnya.
Kini, kerajinan perak mulai luntur. Kerajinan itu kini sedang mengalami surut dalam produksi. Kini, para pengrajin tak bisa menjadikan perak sebagai tumpuan hidup keluarga.
Bahkan, terjun ke industri perak dijadikan pilihan terakhir ketika mereka tidak mendapatkan pekerjaan yang lain. Tapi para pengrajin perak di sana tetap optimis kerajinan perak di sana akan kembali ke masa kejayaannya seperti di masa lalu.
Pengrajin di Kotagede dikenal telaten dalam seni menempa, mengukir, dan membentuk perak menjadi berbagai macam bentuk. Kepiawaian mereka dalam membuat ukiran perak sudah dikuasai secara turun-temurun, dari generasi ke generasi. Seluruh pengrajin perak juga menciptakan ratusan jenis kerajinan yang unik dan sangat khas, mulai dari cincin, bros, miniatur sepeda, miniatur andong, dan berbagai perhiasan hingga aksesori lainnya.
Seluruh kerajinan perak yang dihasilkan para pengrajin tidak hanya unik dan indah, melainkan menjadi karya seni bernilai tinggi. Harga kerajinan perak yang ditawarkan bervariasi, mulai dari belasan ribu hingga puluhan juta Rupiah, tergantung dari tingkat kerumitan pembuatannya. Saking indahnya, banyak turis mancanegara berdatangan mencari perhiasaan perak khas Kotagede sebagai aksesori atau cenderamata. Menariknya lagi, keindahan hasil kerajinan perak Kotagede juga banyak yang diekspor ke luar negeri.
Tentu saja perkembangan indusrti kerajinan perak menjadi langkah awal yang sangat baik bagi perekonomian Indonesia. Mengingat, industri kerajinan perak menjadi salah satu industri kreatif yang potensial untuk terus dikembangkan dan berdaya saing tinggi. Selain membuka peluang lapangan kerja seluas-luasnya, popularitas kerajinan perak di pasar internasional juga dapat terus mendorong kebangkitan ekonomi nasional pasca pandemi.
Ketika berada di Yogyakarta, oleh-oleh adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan. Terlebih lagi, dengan…
Pada tanggal 3 November 2024, Galeri Pasar Kotagede di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) menyelenggarakan acara…
Selamat datang di bulan penuh penawaran menarik di Galeri Pasar Kotagede Bandara Yogyakarta International Airport…
Pada tanggal 15 Oktober 2024, Kabupaten Kulon Progo merayakan hari jadinya yang ke-73 dengan penuh…
Pasar Kotagede YIA, yang berlokasi strategis di depan gate 2 bandara, kini tidak hanya menjadi…
Galeri Pasar Kotagede di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) menjadi tempat tujuan utama bagi wisatawan…