Ramadhan di Masjid – Masjid Gedhe Kauman adalah salah satu masjid tertua di Yogyakarta sangat dekat dengan pusat Kota dan masih berada di lingkungan Keraton Yogyakarta. Berlokasi di sebelah barat komplek Alun-alun Utara, Jl. Kauman, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Masjid Gedhe Kauman.
Rute untuk menuju ke lokasi Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta ini tidak sulit. Dari 0 km atau perempatan Taman Pintar dan Kantor pos ambil ke arah alun-alun Utara. Selanjutnya ambil kanan menuju ke barat. Dan masjid berada di kanan jalan menghadap ke timur.
Jika sobat PKG YIA ingin berkunjung ke masjid ini dengan menggunakan sepeda maupun motor, sobat bisa memarkirnya melalui jalur selatan depan pintu gerbang Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Uniknya masjid ini tidak menggunakan sistem parkir, namun menggunakan sistem infaq seikhlasnya sebagai pengamanan motor.
Ketika di bulan suci Ramadhan, Masjid Gede Kauman Yogyakarta akan terlihat berbeda dari yang biasanya. Sejak siang hari selepas waktu sholat Ashar, di masjid tertua Yogyakarta ini telah terlihat beberapa aktivitas dari panitia bulan Ramadhan.
Beberapa dari mereka sedang mempersiapkan kegiatan buka puasa bersama yang diselenggarakan setiap hari pada tiap bulan Ramadhan dan tentunya adalah melakukan ibadah sholat. Tak hanya orang tua, para pemuda yang merupakan panitia juga nampak terlihat bahu-membahu mempersiapkan segala sesuatunya untuk persiapan kegiatan setahun sekali ini.
Pada bulan Ramadhan, masjid yang dibangun oleh arsitek bernama K. Wiryokusumo ini setiap harinya memang ramai dikunjungi oleh masyarakat baik masyarakat Yogyakarta sendiri maupun dari daerah lain yang sekadar ingin melaksanakan ibadah di masjid yang terletak di sebelah barat Alun- Alun Utara Kota Yogyakarta ini.
Dalam masa Ramadhan ini, kegiatan Masjid Gedhe Kauman dimulai dari sholat subuh diikuti pengajian. Kemudian sore, setelah sholat Ashar hingga Magrib, terdapat kegiatan memberi jaminan takjil makanan untuk umum dan dilanjutnya dengan jamaah Magrib.
Setelah sholat Isya’ ada sholat taraweh dan tadarus Al-Quran. Dalam pengajian-pengajian tersebut dibahas berbagai topik dengan narasumber yang mumpuni, mulai dari bidang muamalah, fiqih, pendidilan dan lain-lain.
Biasanya, suasana sudah mulai ramai sekitar jam 16.30. Jamaah yang hadir pada masjid ini memilki usia yang beragan mulai dari anak-anak, dewasa hingga orang tua. Melalui pintu masuk utama, jemaah diminta melepaskan alas kaki. Sobat tak perlu takut kehilangan alas kaki sobat, karena pada pintu utama ini terdapat tempat penitipan alas kaki. Jika sobat ingin menitipkan alas kaki, sudah ada petugas yang siap melayani penitipan. Sebagai bukti penitipan, sobat akan diberi kartu kuning dan dikembalikan kembali saat sudah selesai.
Tempat penitipan sandal ini sangat memudahkan, sobat tak perlu susah-susah mencari alas kaki di tengah banyaknya alas kaki jemaah lainnya. Bagi sobat yang tidak merasa perlu menitipkan alas kaki dapat menjinjingnya. Kemudian di letakkan di luar batas suci masjid. Intinya, sobat dipersilahkan menitipkan maupun tidak. Asalkan sobat mengingat lokasi alas kakinya.
Pada pintu utamanya diterapkan protokol kesehatan, yakni jemaah wajib menggunakan masker dan pengecekan suhu badan dengan alat yang disediakan. Akan lebih baiknya untuk membawa alat ibadah pribadi seperti mukena, sarung dan sajadah walaupun di masjid sudah disediakan.
Biasanya, menjelang jam 17.00 para jemaah mulai memadati masjid dan dipersilahkan mengambil takjil berbuka puasa. Pengambilan takjil berada diserambi masjid. Serambi ini dibagi menjadi dua bagian antara jemaah putri dan jemaah putra. Pengambilan takjil dan shaf sholat putri berada di sebelah selatan masjid, sedangkan jamaah laki-laki berada di sebelah utara masjid.
Adapun menu tradisi takjil khas di Masjid Gedhe Kauman yakni gulai kambing setiap hari kamis. Menu tersebut sudah mengakar sejak pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, serta pada masa kehidupan pendiri Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan pada 1868-1923. selain itu menu takjil yang dibagikan juga bervariasi. Seperti bongkos, sayur asem, opor ayam, gudeg, dan lain-lain.
Untuk menunggu berbuka puasa atau yang familiar disebut dengan istilah “Ngabuburit”. Program ngabuburit yang diselenggarakan di Masjid Gedhe Kauman ini adalah pengajian takjil yang kemudian dilanjutkan dengan dzikir bersama.
Keluarga Besar Dinas Koperasi UKM DIY dengan penuh suka cita mengucapkan Selamat Memperingati Maulid Nabi…
Yogyakarta, kota budaya yang terkenal dengan kerajinan tangan berkualitas, tak hanya memikat wisatawan dengan keindahan…
Kain tradisional Indonesia merupakan warisan budaya yang sarat dengan nilai sejarah dan filosofi. Di tengah…
Yogyakarta selalu memikat hati para wisatawan dengan kekayaan budaya, keindahan alam, dan keramahan penduduknya. Setelah…
Di tengah perkembangan industri fashion yang semakin pesat, tas tidak lagi sekadar menjadi aksesori untuk…
Jogja selalu memikat hati para wisatawan dengan pesona budaya dan seni tradisionalnya. Salah satu oleh-oleh…