Uncategorized

Cara membuat shibori ala rumah tangga

Yogyakarta Kain shibori saat ini banyak digunakan dalam berbagai model busana siap pakai berdesain modern oleh produsen busana di tanah air. Teknik pembuatan dan pewarnaan tie dye dari Jepang ini sebelumnya banyak diaplikasikan pada kimono.

Sebetulnya, shibori merupakan adaptasi dari teknik tie dye, seni tekstil yang tumbuh pada akhir dekade 60-an sebagai bagian dari gaya hidup hippie di Amerika. Teknik menghias kain ini bisa didapat dengan cara mengikat, melipat, memelintir dan menekan kain. Jenis peralatan yang digunakan untuk mengikat kain akan menghasilkan pola hias yang berbeda-beda.

Arashi shibori misalnya, adalah shibori berbentuk garis-garis yang dihasilkan dengan menggunakan paralon. Caranya, kain dililitkan di sekeliling paralon, diikat kencang dengan benang dan didorong hingga berkerut sebelum dicelupkan ke pewarna.

Sementara, kumo shibori adalah jenis yang paling popular. Berbentuk pola hias mirip sarang laba-laba, kumo shibori dibuat dengan mengikat bagian-bagian tertentu pada kain secara halus dan merata. 

Dalam rangka peringatan Hari Kartini, Bank Commonwealth mengadakan Pelatihan Keterampilan Tie Dye Shibori untuk ibu-ibu PKK di yogyakarta.

“Kami sangat senang dapat diberikan kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan baru dengan ibu-ibu PKK di daerah Yogyakarta. kami berharap keterampilan baru ini dapat menciptakan peluang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) baru bagi mereka,” Presiden Direktur Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati di hadapan 100 anggota PKK yogyakarta.

Bila Anda tertarik untuk mencoba membuat shibori, berikut ini 4 langkah yang perlu diperhatikan:

1/  Shibori bisa menggunakan peralatan yang sederhana dan bisa ditemukan di rumah seperti kelereng, jepitan baju, karet gelang, juga paralon.

2/ gunakan kain katun karena bisa menyerap warna dengan baik.

3/ Pilih cat bermerek Dylon yang bisa dibeli di marketplace.

4/ Semua hasil sangat beragam dan unik tergantung kreatifitas masing-masing. 

Kain batik shibori dijemur di bawah terik sinar matahari hingga mengering.

UNAIR NEWS – Dilansir dari kumparan.com shibori berasal dari Jepang yang mempunyai kata kerja shiboru, yakni, teknik pewarnaan kain yang mengandalkan ikatan dan celupan. Motif yang dihasilkan seringkali tak jauh berbeda dengan batik. Tak heran, jenis kain yang satu ini sering kali disebut dengan batik celup Jepang.

Pada dasarnya pembuatan Shibori mirip seperti membatik, di mana beberapa bagian kain dilindungi agar tidak terkena pewarna. Sehingga, hasil akhir pewarnaan memberikan pola sesuai dengan bagian yang diwarnai dan dilindungi.

Untuk menyelami lebih jauh, kali ini tim UNAIR NEWS berhasil menemui Elida Ulfiana Ns.,M.Kep dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga untuk mempelajari lebih jauh bagaimana proses pembuatan batik shibori.

“Proses pembuatan batik shibori itu mudah, bahannya mudah didapatkan, dan tidak memakan waktu  lama, maka hal ini sangat cocok menjadi pilihan bagi kaum ibu untuk belajar keterampilan dan juga dapat menjadi pilihan untuk berwirausaha,” ucap Elida.

Proses Pembuatan

Dalam membuat batik shibori, perlengkapan yang dibutuhkan cukup sederhana. Di antaranya berupa kain primis, penjepit pakaian, karet, baskom, air, sendok, serta pewarna kain.

Proses pembuatan batik shibori dimulai dengan melipat kain primis menggunakan penjepit pakaian lalu dilipat panjang dan kecil agar sesuai dengan motifnya. Setelah dilipat, kain diikat menggunakan karet dengan bentuk segi empat atau segi tiga sesuai pola yang diinginkan.

Tuangkan pewarna kain jenis remasol dan water glasses ke baskom yang sudah diberi air. Kemudian, aduk secara merata menggunakan sendok. Celupkan kain yang terikat karet tadi ke dalam larutan pewarna dengan hati-hati, pastikan sampai meresap ke kainnya. Selanjutnya, tiriskan dan diamkan beberapa menit, lalu lepaskan karet yang terikat di kain.

Angkat dan bentangkan kain dengan 2 orang, lalu bilas kain dengan air bersih. Jemur kain di bawah terik sinar matahari, pastikan sampai mengering.

Perlu diketahui, pembuatan batik shibori ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat fakultas keperawatan yang berjudul “Kelurahan Kendangsari Menuju Kampung Pelangi Surabaya sebagai Upaya Perbaikan Lingkungan Kota Melalui Strategi Kampung Kreatif”.

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah ketrampilan dan kreativitas, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang dapat memperkuat perekonomian keluarga dan masyarakat, serta salah satu strategi untuk mendukung kampung di Yogyakarta.

sibakul

Sibakul Jogja

You may also like...