WWF

Pentingnya Literasi Konservasi Sungai dan Perairan untuk UMKM

Published by
sibakul

Isu konservasi sungai dan perairan dapat menjadi salah satu model pembinaan UMKM oleh DISKOPUKM DIY dalam upaya membangun keberlanjutan lingkungan yang mendukung perekonomian lokal secara holistik. Relevansi ini meliputi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, promosi produk ramah lingkungan, pengelolaan limbah UMKM, pengembangan pariwisata berbasis sungai, edukasi dan kampanye lingkungan, serta pemberian insentif dan dukungan pembiayaan hijau. Dengan mengintegrasikan aspek-aspek ini, DISKOPUKM DIY dapat mendukung UMKM dalam menjalankan praktik bisnis yang ramah lingkungan sekaligus memperkuat perekonomian lokal.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan

UMKM yang bergantung pada sumber daya air, seperti sektor pertanian, perikanan, dan pengolahan makanan, sangat dipengaruhi oleh kualitas sungai dan perairan. Konservasi sungai membantu menjaga kualitas air dan kelestarian ekosistem, yang pada akhirnya meningkatkan ketersediaan bahan baku yang bersih dan sehat untuk UMKM di sektor ini. DISKOPUKM DIY dapat mendukung pembinaan UMKM dengan memberikan pelatihan terkait pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, serta mendorong praktik ramah lingkungan yang mengurangi dampak negatif terhadap sungai.

Inisiatif Produk Ramah Lingkungan

Pembinaan UMKM oleh DISKOPUKM DIY bisa mencakup promosi produk-produk yang berfokus pada keberlanjutan dan konservasi lingkungan, termasuk produk-produk yang memanfaatkan bahan daur ulang atau meminimalkan penggunaan air dan pencemaran. Kolaborasi dengan inisiatif konservasi sungai dapat membantu UMKM menciptakan produk yang berkontribusi pada pelestarian ekosistem perairan dan menjadi bagian dari ekonomi hijau.

Pengelolaan Limbah UMKM

Salah satu tantangan bagi UMKM adalah pengelolaan limbah, terutama limbah cair yang bisa mencemari sungai dan perairan. DISKOPUKM DIY dapat berperan dalam memberikan pendampingan teknis kepada UMKM untuk mengadopsi teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan, sehingga mencegah pencemaran sungai. Konservasi sungai dan pelatihan pengelolaan limbah ini juga bisa berkolaborasi untuk memperkenalkan praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.

Pariwisata Berbasis Sungai

Di Yogyakarta, sungai sering kali menjadi bagian dari wisata ekologi dan desa wisata, yang banyak didukung oleh produk dan jasa dari UMKM setempat. Dengan mendukung konservasi sungai, DISKOPUKM DIY dapat memfasilitasi UMKM untuk berpartisipasi dalam pengembangan wisata berbasis alam ini, seperti menciptakan produk yang ramah lingkungan untuk wisatawan atau menjalankan usaha yang mendukung pelestarian lingkungan sungai.

Edukasi dan Kampanye Lingkungan

DISKOPUKM DIY dapat bekerja sama dengan inisiatif konservasi sungai untuk memberikan edukasi kepada UMKM tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan perairan. Melalui kampanye bersama, UMKM dapat didorong untuk menerapkan praktik ramah lingkungan, baik dalam hal penggunaan bahan baku, pengelolaan limbah, maupun partisipasi dalam menjaga kebersihan sungai.

Insentif dan Dukungan Pembiayaan Hijau

Untuk mendorong UMKM yang berkontribusi pada upaya konservasi sungai dan perairan, DISKOPUKM DIY dapat menawarkan insentif atau dukungan pembiayaan hijau. UMKM yang berhasil menerapkan praktik berkelanjutan dapat menerima pembinaan lebih lanjut, serta akses ke pasar yang lebih luas dengan branding produk ramah lingkungan.

Artikel WWF Terkait Konservasi sungai dan perairan

Konservasi sungai dan perairan memainkan peran krusial dalam mendukung UMKM yang berkelanjutan, terutama di sektor-sektor yang bergantung pada sumber daya alam. DISKOPUKM DIY dapat memanfaatkan inisiatif ini untuk mengedukasi, memberdayakan, dan membantu UMKM menjalankan praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan, sehingga meningkatkan daya saing mereka sekaligus menjaga kelestarian alam di Yogyakarta. Berikut beberapa artikel yang dapat dijadikan bahan literasi mengenai konservasi sungai dan perairan.

Eco Riparian Konservasi Lingkungan dengan Pendekatan Alamiah di Kawasan Perairan

Artikel ini menjelaskan konsep dan pentingnya "Eco Riparian," yaitu pendekatan ekologi untuk melestarikan, memulihkan, dan mengelola daerah riparian yang terletak di sepanjang tepi sungai, danau, atau badan air lainnya. Kawasan riparian berfungsi sebagai penyangga ekologis yang penting untuk menjaga kualitas air, mengurangi erosi, dan mendukung keanekaragaman hayati. Eco Riparian melibatkan langkah-langkah seperti identifikasi lokasi, perencanaan vegetasi, pengelolaan air, dan pemantauan berkala. WWF Indonesia mendukung konsep ini dengan fokus pada konservasi keanekaragaman hayati, pengelolaan sumber daya air, mitigasi perubahan iklim, edukasi masyarakat, dan advokasi kebijakan untuk memastikan keberlanjutan ekosistem riparian dan mendukung komunitas lokal.

Komunitas Peduli Ciliwung: Menggerakkan Perubahan Lingkungan di Sepanjang Sungai Ciliwung

Artikel ini menguraikan upaya Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) yang didirikan pada Maret 2009 untuk mengatasi masalah sampah di sungai Ciliwung yang melintasi beberapa wilayah di Jawa. KPC menghadapi tantangan besar dari kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai, yang menyebabkan penyumbatan dan pencemaran. Dukungan dari Walikota Bogor dan pembentukan Satgas Naturalisasi Ciliwung pada 2018 memperkuat upaya ini dengan fokus pada patroli, edukasi, dan pengelolaan sampah. Satgas berkolaborasi dengan WWF dalam program Plastic Smart Cities untuk mengurangi sampah plastik, membangun fasilitas pengolahan sampah, dan mengedukasi masyarakat. Upaya ini mulai menunjukkan hasil positif dengan penurunan signifikan dalam pembuangan sampah ke sungai dan rencana pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah.

Satgas Naturalisasi Ciliwung: Langkah Nyata Pemkot Bogor dalam Pengelolaan Sampah Plastik

Artikel ini membahas pembentukan Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor pada 2018 untuk normalisasi Sungai Ciliwung, dengan fokus pada pengelolaan sampah plastik melalui patroli, pembersihan, dan edukasi masyarakat. Satgas ini berkolaborasi dengan program Plastic Smart Cities dari WWF untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan. Kelurahan Kedung Badak, khususnya RT 01 RW 13, menjadi fokus utama pendampingan meski menghadapi tantangan seperti keterbatasan lahan. Keberhasilan dalam pengelolaan sampah di RT 01 RW 12, yang meraih juara 2 dalam lomba kebersihan, menunjukkan hasil positif dari upaya ini. Partisipasi masyarakat yang aktif dan dukungan dari Satgas diharapkan dapat memperluas dampak program ini ke wilayah lain.
REFLEKSI PERJALANAN SATGAS NATURALISASI SUNGAI CILIWUNG KOTA BOGOR

Artikel ini membahas pembentukan dan pencapaian Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung yang dibentuk oleh Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, untuk mengatasi permasalahan di Sungai Ciliwung, seperti sampah, pencemaran limbah, dan sedimentasi. Dimulai dari gerakan sosial oleh Komunitas Peduli Ciliwung, Satgas kini aktif dalam edukasi masyarakat, mengurangi timbunan sampah, dan meningkatkan kualitas air sungai. Meskipun telah mencapai pengurangan sampah plastik dan perbaikan lingkungan yang signifikan, tantangan seperti kurangnya kesadaran kolektif dan kendala internal masih ada. Satgas berupaya untuk menjadi mandiri melalui kerjasama dengan Plastic Smart Cities (PSC) dan inovasi dalam pengelolaan sampah, dengan harapan dapat terus memberikan dampak positif dan menciptakan model ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

SATGAS NATURALISASI SUNGAI CILIWUNG SIAP TERAPKAN KONSEP SIRKULAR EKONOMI

Artikel ini membahas tantangan pengelolaan sampah di Indonesia, khususnya sampah organik yang merupakan masalah utama karena baunya yang menyengat dan kerugian ekonomi yang besar. Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung di Kota Bogor mencoba mengatasi masalah ini dengan mengubah sampah organik menjadi Pupuk Organik Cair (POC) melalui proses fermentasi. POC, yang lebih praktis dibandingkan kompos padat, merupakan bagian dari konsep ekonomi sirkular yang bertujuan untuk memperpanjang masa pakai produk dan mengurangi limbah. Satgas juga mendapatkan penghargaan untuk ide bisnisnya dan berencana untuk melakukan pelatihan dan edukasi untuk mendukung bisnis sirkular serta memperluas dampaknya. Pengembangan model bisnis ini diharapkan dapat menginspirasi dan diterapkan di wilayah lain untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan.

EMPAT TAHUN BERJALAN, BAGAIMANA CAPAIAN SATGAS NATURALISASI SUNGAI CILIWUNG?

Artikel ini membahas capaian dan tantangan yang dihadapi oleh Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung yang dibentuk oleh Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, empat tahun lalu. Satgas ini telah berhasil mengurangi timbunan sampah di sepanjang sungai, meningkatkan kualitas air, dan mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah. Keberhasilan ini termasuk penurunan titik timbunan sampah sebanyak lebih dari 70% dan pengurangan sampah plastik sebesar 500 kilogram per hari. Namun, masih ada tantangan yang harus dihadapi, seperti mengatasi perilaku masyarakat dan kebutuhan akan anggaran berkelanjutan. Program Plastic Smart Cities (PSC) yang diinisiasi oleh WWF juga mendukung upaya ini dengan mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular dan membangun fasilitas pengolahan sampah plastik. Keberhasilan Satgas dan PSC menunjukkan kemajuan dalam pengelolaan sampah dan memberikan harapan untuk keberlanjutan dan peningkatan kualitas lingkungan di Kota Bogor.

CILIWUNG RHAPSODY: KAMPANYE JAGA SUNGAI LEWAT MENGGAMBAR BERSAMA

Artikel ini melaporkan kegiatan "Ciliwung Rhapsody" yang diadakan untuk memperingati Hari Sungai Nasional dengan melibatkan puluhan anak-anak di bantaran Sungai Ciliwung, Kota Bogor. Dalam acara ini, anak-anak memungut sampah dan memilahnya ke dalam karung sesuai jenisnya, serta terlibat dalam aktivitas menggambar sebagai bentuk edukasi dan kesadaran lingkungan. Ketua Bogor Sketcher, Agus Ramdani, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan sungai. Aktivis Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung, Suparno Jumar, menekankan bahwa meski kondisi sungai sudah membaik berkat upaya Satgas dan program Plastic Smart Cities (PSC), masih banyak tantangan yang harus diatasi, termasuk masalah limbah dan bangunan ilegal di bantaran sungai. Upaya ini bertujuan membangun rasa cinta dan tanggung jawab terhadap sungai sejak dini dan mendukung keberlanjutan pemulihan Sungai Ciliwung.

 

Penulis: Yudi Wahyudi Pengembang SiBakul Jogja dan Konsultan SEO Program Plastic Smart Citites WWF Indonesia

sibakul

Sibakul Jogja

Recent Posts

Apa itu Google Business Profile?

Google Business Profile (sebelumnya dikenal sebagai Google My Business) adalah layanan gratis dari Google yang… Read More

3 bulan ago

Peran UMKM DIY dalam Pengelolaan Sampah Plastik

Plastic Smart Cities adalah inisiatif global yang dipelopori oleh WWF untuk mengurangi polusi plastik di… Read More

3 bulan ago

UMKM DIY Menjaga Kelestarian Alam Melalui Bisnis Berkelanjutan

WWF (World Wide Fund for Nature) merupakan organisasi lingkungan global yang fokus pada upaya pelestarian… Read More

3 bulan ago

UMKM dan Mikroplastik

Relevansi antara UMKM dan mikroplastik tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai salah satu sektor yang… Read More

3 bulan ago

UMKM dan Sampah Plastik Tantangan dan Peluang untuk Keberlanjutan

UMKM dan Sampah Plastik - Sampah plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di… Read More

3 bulan ago

Youth Activist dan UMKM DIY Kolaborasi untuk Keberlanjutan

Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan semakin meningkat di kalangan anak muda, termasuk di Daerah… Read More

3 bulan ago